CERITA RINGAN SEPUTAR LAUNDRY KILOAN

Kemajuan jaman pastilah akan berpengaruh kepada perilaku orang-orangnya di jaman tersebut. Sebagai contoh di masa kecil saya, hampir semua orang banyak berjalan kaki atau naik sepeda dimana motor dan mobil baru dimiliki oleh sebagian kecil penduduk

Hal tak jauh berbeda juga saya alami tatkala ingin mencuci pakaian. Dahulu, sejak SMP saya cukup rajin untuk mencuci baju-baju saya dengan tangan saya sendiri. Di sekolah diajarkan berbagai ketrampilan pada setiap hari Sabtu atau Hari Krida, antara lain cara mencuci dan mensetrika baju.

Tapi pada saat ini cerita diatas cepat sekali berubah bahkan hampir berbalik 180 derajad dan izinkan saya sebut sebagai sebuah sikap "kemanjaan dan "pemborosan"

Cerita saya batasi kepada pekerjaan mencuci yang diwaktu ini sudah makin dipermudah dengan munculnya bisnis atau usaha Laundry Kiloan. Hampir semua kalangan memanfaatkan Laundry Kiloan ini, bahkan pembokat saya ikut juga dengan alasan efisiensi karena sudah terlalu capai kalau masih harus mencuci lagi di rumah.

Di sekitar tempat saya tinggal kini, kalau saya hitung, ada lima tempat yang memberikan jasa laundry kiloan dan semuanya sudah saya coba dan masing-masing mempunyai karakter yang berbeda walau tidak terlalu mencolok, Alhamdulillah ada satu yang saya anggap baik.

Tempat laundry pertama, sebut saja Laundry Resik. Laundry ini memberikan jasa antar jemput yang sangat memudahkan dan meringankan pelanggannya. Awalnya saya sungguh terkesan dengan Laundry Resik ini. Pelayanannya cepat dan tepat waktu, hasil cuciannya bersih dan wangi, tarif perkilonya juga tidak terlalu mahal. Sayang hanya bertahan sekitar 2 bulan sejak saya sebagai pelanggannya, pelayanannya sudah mulai berubah dan makin menjengkelkan dan hal yang sama juga dirasakan para pelanggan yang lain.

Akhirnya saya pindah ke Laundry Wangi, saya pilih karena letaknya strategis dan pelanggannya banyak. Memang cucian setiap harinya selalu banyak , tetapi di tempat ini saya menemukan kejengkelan yang lebih parah. Baju-baju saya tidak tambah bersih malah bertambah kusam dan wangi parfumnya sangat menyengat bahkan masih mendapat “bonus” satu celana dalam laki-laki.

Segera saya putuskan untuk pindah lagi ke Laundry Kilat yang letaknya agak jauh dari Laundry Wangi. Di tempat yang ketiga ini saya masih mendapatkan “musibah”, saya sampai merenung apa salah dan dosa saya selalu punya masalah dengan laundry ?

Di Laundry Kilat ini, selimut tebal saya “hilang” dan si pemilik laundry tidak bisa menjelaskan hilangnya selimut tersebut. Sejujurnya saya kesal dengan petugas di Laundry Kilat  itu. Tapi ya bagaimana lagi, tak tega rasanya untuk marah-marah di depannya. Akhirnya, saya hanya bisa mengumpat dalam hati sembari menggerunyam, “kapok aku ngelaundry di tempat ente. Jangan harap aku akan kembali ngelaundry disitu…”.

Saya mulai evaluasi dan merenung apakah semua Laundry Kiloan memberikan pelayanan seperti cerita saya diatas, apa tidak ada Laundry Kiloan yang baik ? Sudah tiga tempat saya coba, apa saya harus mencoba yang ke empat kalinya ?

Akhirnya saya putuskan untuk mencoba ke Laundry Smart, dengan harapan dan doa semoga ini yang terakhir kalinya atau saya mesti mengurangi rasa malas saya dengan kembali mencuci menggunakan tangan saya sendiri? Kita lihat saja nanti, karena baru lusa saya tahu hasilnya dari Laundry Smart.

Lepas dari Laundry E, tepat Kamis lalu saya mencoba peruntungan pada tempat laundry yang lain. Namanya Laundry K. Letaknya juga tak begitu jauh dari tempat saya tinggal. Sesuai janji petugas, baju-baju yang saya laundrykan itu akan bisa saya ambil hari Minggu sore. Nah, hari ini adalah hari dimana saya akan mengambil baju-baju saya itu.

Saya berharap Laundry K ini akan lebih baik daripada tiga tempat laundry sebelumnya. Semoga saja hasilnya bersih, rapi, dan wangi. Dan yang juga penting, mudah-mudahan  tidak ada lagi bonus baju apapun untuk saya, tidak ada potongan, kehilangan atau kerusakan pada baju-baju saya. Tapi sejujurnya saya cukup cemas. Jika Laundry K ini tidak juga bisa diandalkan, maka kemana lagi saya akan melaundry? Atau barangkali saya mesti mengurangi rasa malas saya dengan kembali mencuci menggunakan tangan saya sendiri? Kita lihat saja nanti.. :D

Share :

Tweet

More

Related Post